disposal, dump, garbage-1846033.jpg

4 Fakta tentang Sampah di Indonesia yang Wajib Diketahui

Sehari-hari, proses produksi dan konsumsi kita menghasilkan sampah, baik dari rumah, industri, maupun perkantoran.

Tidak jarang, sampah-sampah tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap atau bahkan tidak bisa didaur ulang secepat kita menggunakan atau mengkonsumsinya. 

Selama beberapa tahun ke belakang, permasalahan sampah mendapatkan lampu merah, di mana kuantitasnya semakin melonjak naik di beberapa belahan dunia. Indonesia pun tidak luput dari atensi dunia berkaitan dengan sampah.

Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah ini bisa menimbulkan dampak buruk seperti bau yang menyengat, penyakit dari bakteri di dalamnya seperti salmonellosis, infeksi kulit, dan tetanus, dan penyakit dari virus di dalamnya seperti trachoma dan hepatitis A.

Di artikel ini, terdapat 4 fakta tentang sampah di Indonesia yang perlu Anda ketahui supaya dapat tergerak untuk mengolahnya lebih baik. Yuk, disimak baik-baik!

4 Fakta tentang Sampah di Indonesia

1. Terbanyak No-5 Sedunia

Dikutip dari Okezone News, negara kita menduduki peringkat kelima dari seluruh negara di dunia dengan produksi sampah mencapai 65,2 juta ton per tahunnya.

Menurut data dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional, timbunan sampah yang ditemukan di 321 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 35 juta ton. 

blank

Data di atas menunjukkan sampah makanan dan rumah tangga menjadi sumber sampah terbesar yang menyumbang jumlah 35 juta ton tersebut.

Hal ini menunjukkan urgensi untuk mengelola sampah sedari dini dari tempat yang paling kecil, yaitu di rumah tangga.

Sampah makanan yang dihasilkan Indonesia merupakan yang terbanyak se-Asia Tenggara dari data yang dilansir oleh UN Environment Programme (UNEP) pada tahun 2021. 

blank

2. Sampah Plastik (Masih) Menjadi Masalah

Penggunaan plastik konvensional atau sekali pakai dalam proses produksi atau konsumsi rumahan dan industri masyarakat Indonesia menjadi penyebab dari banyaknya timbunan sampah plastik.

Selain itu, sampah plastik menempati urutan kedua dari komposisi timbunan sampah dari data yang dilansir oleh SIPSN. Hal ini tentu meningkatkan urgensi untuk perlahan-lahan menggantinya ke plastik yang lebih ramah lingkungan.

Langkah ini sudah diterapkan oleh BIOPAC sejak 5 tahun lalu dengan meluncurkan plastik ramah lingkungan dengan bahan rumput laut.

Selain ramah lingkungan, produknya juga aman untuk dikonsumsi dan mudah terurai lewat organisme serta bersifat home-compostable.

3. TPA Overload Hingga Berhenti Beroperasi Sementara

Kebiasaan masyarakat Indonesia untuk sekadar membuang sampah tanpa mengolahnya menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai sehingga berdampak kepada TPA (tempat pembuangan akhir) yang kian hari kian membludak.

Dilansir dari Unair News, sampah yang masuk ke TPA berjumlah hampir 70% dan hanyak 7%-nya saja yang mampu untuk diolah kembali. 

Tidak hanya masalah membludaknya sampah, jumlah yang sangat banyak ini juga berdampak pada keselamatan pekerja di TPA. 

Kecelakaan kerja seperti kebakaran TPA akibat gas metana yang dihasilkan oleh sampah bertemu dengan cuaca ekstrem yang menyengat pun sering tak terhindarkan.

Tumpukan sampah di salah satu TPA di Indonesia
Aktivitas pembuangan sampah di TPA Piyungan, Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (28/2/2023).

Kompas juga melaporkan hal yang serupa, tepatnya di TPA Piyungan di Daerah Istimewa Yogyakarta. TPA yang beroperasi dari tahun 1996 terpaksa harus ditutup sementara tahun lalu dari 23 Juli-5 September 2023 karena sudah terlalu penuh.

Penggalakan upaya pengolahan sampah ke berbagai rumah tangga di kabupaten/kota di Indonesia tentu menjadi hal yang penting dilaksanakan oleh dinas terkait.

4. Lautan (Sampah) Indonesia yang Beracun

Masyarakat kita telah meracuni lautan sendiri dengan sampah yang terbuang.

Databoks memaparkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkaitan dengan sampah. Pada tahun 2020 wilayah lautan Indonesia sudah tercemar oleh sekitar 1.772,7 gram sampah per meter persegi (g/m2).

Apabila dikonversikan ke dalam bentuk nominal, sudah ada sekitar 5,75 juta ton sampah yang bersemayam di lautan Indonesia dan meracuni biodiversitas kita, termasuk terumbu karang, ikan, udang, dan sebagainya.

Tidak hanya itu, Indonesia juga menorehkan “prestasi” sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut terbanyak kedua setelah Cina. Hal ini dikutip dari studi yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dan kawan-kawan (2015) [Unair News].


Kini, bukan tidak mungkin kita pun juga mengonsumsi “sampah” lewat olahan ikan atau seafood. Sudah saatnya kita bersama-sama bekerja untuk mengurangi dampak buruk dari hadirnya sampah yang membludak ini dengan menerapkan gaya hidup yang lebih mindful, seperti mengganti plastik sekali pakai dengan produk lainnya yang bisa digunakan berkali-kali.

BIOPAC pun berkomitmen untuk terus membantu Anda menjalani hidup yang lebih ramah lingkungan lewat produk-produk kami yang mampu untuk terurai dengan sendirinya dari rumah.

Yuk, mulai gunakan produk-produk ramah lingkungan di hidup Anda!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top