Sudah tahu belum, kalau Indonesia menjadi salah satu negara yang mengonsumsi mikroplastik tertinggi dari 109 negara?
Dilansir dari CNBC Indonesia, masyarakat Indonesia paling banyak mengonsumsinya dari biota laut seperti ikan laut.
Selain itu, industrialisasi juga turut berkontribusi dalam peningkatan konsumsi mikroplastik. Kita mungkin tidak sadar bahwa setiap hari kita juga menghirup mikroplastik tanpa disadari.
Mikroplastik adalah ancaman kecil yang memberikan dampak besar dalam hal polusi plastik di seluruh dunia.
Penting untuk memahami dampak mikroplastik bagi lingkungan agar kita bisa mengambil langkah nyata untuk mengurangi pencemaran ini.
Pengertian Mikroplastik
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil, umumnya kurang dari 5 mm, yang berasal dari berbagai sumber seperti produk konsumen, limbah industri, dan degradasi plastik yang lebih besar.
Meskipun ukurannya kecil, dampak mikroplastik bagi lingkungan sangat besar dan meresahkan.
Sejak ditemukannya di lingkungan pada pertengahan abad ke-20, mikroplastik telah menjadi salah satu pencemar yang paling sulit diatasi.
Hal ini diakibatkan karena bentuknya yang sangat kecil sehingga diperlukan teknologi lanjutan yang modern untuk menanggulanginya.
Penting untuk memahami apa itu mikroplastik dan dampaknya terhadap lingkungan agar kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi pencemaran yang terus berkembang ini.
Sumber Mikroplastik
Mikroplastik berasal dari berbagai sumber, dan secara umum dikategorikan menjadi dua jenis: mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder.
- Mikroplastik primer adalah partikel plastik yang sengaja diproduksi dalam ukuran kecil, seperti butiran yang digunakan dalam kosmetik, pasta gigi, dan produk perawatan tubuh lainnya. Serat sintetis dari pakaian juga menjadi salah satu sumber utama mikroplastik primer, terutama ketika dicuci.
- Mikroplastik sekunder terbentuk dari degradasi plastik yang lebih besar, seperti kantong plastik, botol air, atau peralatan plastik lainnya. Ketika terpapar sinar matahari, air, dan angin, plastik ini terurai menjadi partikel yang lebih kecil dan menyebar di lingkungan. Tidak hanya membahayakan manusia, mikroplastik juga menjadi “racun” bagi lingkungan yang berkeliaran dengan bebas.
Kedua tipe mikroplastik ini akhirnya membuat dampak mikroplastik bagi lingkungan semakin sulit diatasi.
Distribusi Mikroplastik di Lingkungan
Kehadiran mikroplastik sendiri sangat mudah ditemukan mulai dari perairan laut dalam hingga lapisan es Arktik karena distribusinya yang sangat mudah.
Di Indonesia sendiri, menurut blog ITB, mikroplastik mencemari sedimen sungai, sedimen di terumbu karang, hingga ke perut ikan yang sangat lazim dikonsumsi.
Dampak mikroplastik bagi lingkungan laut sangat signifikan, merusak ekosistem laut, dan mempengaruhi rantai makanan yang juga berdampak pada kesehatan manusia.
Di laut, mikroplastik tersebar luas dan mencemari habitat laut, sementara di daratan, partikel ini dapat terakumulasi di tanah pertanian dan ekosistem alami sehingga kehadirannya tampak seperti kasat mata.
Pencemaran mikroplastik juga tidak mengenal batas geografis.
Mikroplastik telah ditemukan di udara yang kita hirup, di air minum, dan bahkan dalam rantai makanan manusia, membuat masalah ini semakin mendesak untuk ditangani.
Dampak Mikroplastik bagi Lingkungan
Mikroplastik memberikan dampak signifikan terhadap ekosistem baik di lautan dan di daratan.
Di lautan, banyak hewan laut sering kali menjadi korban dari mikroplastik, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, kematian, dan akumulasi racun dalam tubuh mereka.
Polutan lain seperti logam berat juga dapat menempel pada mikroplastik, yang kemudian masuk ke rantai makanan, dan berakhir dikonsumsi manusia.
Di daratan, mikroplastik dapat merusak struktur tanah dan mengganggu keseimbangan nutrisi dalam ekosistem pertanian.
Kehadiran mikroplastik dalam jumlah besar mengancam keanekaragaman hayati dan kualitas sumber daya alam kita.
Mengurangi dampak mikroplastik memerlukan tindakan nyata dan perubahan gaya hidup secara konsisten.
Salah satu langkah penting adalah beralih ke produk non-plastik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Beberapa alternatifnya meliputi tas serut, alat makan bambu, atau kemasan yang biodegradable (mudah terurai).
Produk berbahan dasar biodegradable, seperti kertas atau rumput laut, perlu semakin banyak digunakan karena keunggulannya yang lebih banyak dari plastik sekali pakai.
Anda bisa mencoba produk-produk dari BIOPAC yang diolah dari rumput laut dengan cara yang berkelanjutan sebagai opsi pengganti plastik.
Tidak hanya itu, Anda juga membantu mengurangi timbunan sampah plastik yang tidak bisa diolah kembali di TPA dengan memakai produk kami.
Dengan memahami dan menyadari dampak mikroplastik terhadap ekosistem, kita dapat mengambil tindakan kolektif untuk menjaga planet ini tetap bersih dan sehat bagi generasi mendatang.
Ayo mulai dari sekarang dengan mengurangi penggunaan plastik dan beralih ke produk yang lebih berkelanjutan!