Foto: Maksindo
Penyebab terjadinya bencana alam bukan hanya tumpukan sampah yang sulit terurai (non-degradable), tetapi juga disebabkan oleh deforestasi. Deforestasi atau biasanya disebut dengan penggundulan hutan merupakan aktivitas yang dilakukan manusia secara sengaja untuk menyediakan lahan bagi pemukiman dan pembangunan infrastruktur. Selain itu, deforestasi juga terjadi karena pembuatan produk berbahan kertas, seperti kertas dan kemasan karton. Seharusnya penebangan pohon untuk tujuan industri diikuti dengan kegiatan penanaman kembali. Namun, penebangan liar masih sering terjadi dan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan hutan yang gundul menjadi hutan stabil (ekosistem dan kerapatan pohon yang ideal) adalah puluhan tahun bahkan hingga seratus tahun.
Selain berdampak pada lingkungan, kemasan kertas juga berdampak pada kesehatan. Kemasan kertas adalah kemasan yang sering digunakan untuk membungkus makanan. Biasanya kertas yang digunakan berwarna cokelat dan dilaminasi oleh plastik, seringkali kita temukan ketika membeli nasi bungkus. Namun, muncul beberapa penelitian dan berita yang mengatakan bahwa kemasan kertas mengandung senyawa Bisphenol A (BPA). Senyawa ini umumnya ditemukan pada botol plastik dan diketahui dapat mengganggu kinerja hormon dalam tubuh. Ternyata cukup sulit untuk manusia terbebas dari paparan BPA, bahkan diketahui bahwa konsentrasi BPA yang terkandung dalam kemasan kertas atau karton pembungkus makanan sangat tinggi.
Oleh karena itu, kita harus lebih bijak dalam memilih dan menggunakan produk kemasan, khususnya kemasan sekali pakai.
Sumber:
http://lipi.go.id/lipimedia/bahaya-kertas-cokelat-pembungkus-makanan/20525